Back

USD/IDR Melemah, Rupiah Indonesia Tembus di Bawah 16.300, Sekarang Tunggu Penjualan Ritel AS

  • Pasangan mata uang USD/IDR mengalami pelemahan dan menembus di bawah 16.300.
  • Dolar AS merosot mengikuti penurunan Imbal hasil obligasi pemerintah AS.
  • Data Penjualan Ritel AS MoM untuk bulan Januari diprakirakan akan berada di tingkat -0,1%.

Rupiah Indonesia (IDR) terlihat berhasil menembus di bawah level 16.300 dan ditutup di 16.244 melawan Dolar AS pada perdagangan semalam. Namun, pada perdagangan sesi Asia hari Jumat, pasangan mata uang USD/IDR sempat terkoreksi ke arah atas yang menyentuh level 16.310-an pagi tadi, kini kurs Rupiah menguat di sekitar 16.275 per Dolar AS, menurut data pada grafik TradingView.

Indeks Dolar AS (DXY) mengalami pelemahan hingga penutupan sesi Amerika dengan harga ditutup di 107,07 yang terseret oleh penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Indeks tersebut terlihat tidak banyak bergerak siang ini dan masih berkisar di sekitar level penutupan semalam. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 2 tahun berada di 4,31% dan  4,53% untuk tenor 10 tahun, pada saat berita ini ditulis.

Bank Indonesia (BI) melaporkan pada hari Jumat bahwa Pertumbuhan Harga Properti Residensial (IHPR) di Indonesia pada Kuartal 4 2024 mencapai 1,39% secara tahunan, yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 1,46% pada Kuartal 3 2024. Selain itu, pertumbuhan penjualan properti residensial juga mengalami kontraksi sebesar 15,09% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya properti sedang melambat.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) AS naik 3,5% secara tahunan pada Januari, melampaui ekspektasi 3,2%. IHP inti tahunan juga naik 3,6%, mengalahkan estimasi 3,3%. 

Klaim tunjangan pengangguran awal AS turun menjadi 213.000 pada pekan yang berakhir tanggal 8 Februari, lebih rendah dari pekan sebelumnya 220.000 (direvisi dari 219.000) dan di bawah konsensus pasar 215.000.

Data ini memperkuat prediksi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda penurunan suku bunga sampai semester kedua tahun ini. Selain itu, inflasi yang terus meningkat dapat memperkuat kemungkinan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%-4,50% dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Sekarang, perhatian investor beralih ke laporan Penjualan Ritel AS yang akan dirilis hari Jumat, malam ini di sesi Amerika. Pasar memprediksi penurunan penjualan ritel sebesar 0,1% pada bulan Januari, setelah sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0,4%.  

Indikator Ekonomi

Penjualan Ritel (Bln/Bln)

Data Penjualan Ritel, yang dirilis oleh Biro Sensus AS setiap bulan, mengukur nilai total penerimaan toko ritel dan makanan di Amerika Serikat. Perubahan persentase bulanan mencerminkan tingkat perubahan dalam penjualan tersebut. Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi digunakan untuk memilih sekitar 4.800 perusahaan ritel dan jasa makanan yang penjualannya kemudian ditimbang dan dijadikan tolok ukur untuk mewakili keseluruhan lebih dari tiga juta perusahaan ritel dan jasa makanan di seluruh negeri. Data disesuaikan dengan variasi musiman serta perbedaan hari libur dan hari perdagangan, tetapi tidak untuk perubahan harga. Data Penjualan Ritel diikuti secara luas sebagai indikator belanja konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dipandang sebagai bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Feb 14, 2025 13.30

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: -0.1%

Sebelumnya: 0.4%

Sumber: US Census Bureau

Data Penjualan Ritel yang diterbitkan oleh Biro Sensus AS merupakan indikator utama yang memberikan informasi penting tentang belanja konsumen, yang berdampak signifikan terhadap PDB. Meskipun angka penjualan yang kuat cenderung mendongkrak USD, faktor eksternal, seperti kondisi cuaca, dapat mendistorsi data dan memberikan gambaran yang menyesatkan. Selain data utama, perubahan dalam Grup Kontrol Penjualan Ritel dapat memicu reaksi pasar karena digunakan untuk menyiapkan perkiraan Pengeluaran Konsumsi Pribadi untuk sebagian besar barang.

 

Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Menarik Beberapa Pembeli Mendekati $32,50 Jelang Rilis Penjualan Ritel AS

Harga perak (XAG/USD) diperdagangkan di wilayah positif selama tiga hari berturut-turut, dengan nilai tukar bergerak di dekat $32,50 selama sesi Asia pada hari Jumat.
อ่านเพิ่มเติม Previous

Tschudin dari SNB: Pilihan Kebijakan Termasuk Intervensi Valas dan Suku Bunga Negatif

Swiss National Bank (SNB) Petra Tschudin mengomentari prospek kebijakan pada hari Jumat.
อ่านเพิ่มเติม Next