Back

USD/IDR Makin Terpuruk, Rupiah Menguat Dekati 16.400 Pasca Pemangkasan Suku Bunga BI

  • Rupiah menguat ke level 16.400 terhadap Dolar AS setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan menjadi 5,5%.
  • Dolar AS melemah tajam, dengan DXY turun ke 99,49 akibat kekhawatiran fiskal AS, prospek pemangkasan suku bunga The Fed, dan ketidakpastian arah kebijakan perdagangan.
  • Ketegangan dagang AS-Tiongkok meningkat, memperburuk tekanan pada Greenback di tengah konflik terkait pembatasan teknologi AI dan chip buatan Tiongkok.

Pada hari Rabu di sesi Eropa, nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) menguat mendekati level kuat di 16.400 melawan Dolar AS (USD) pasca pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Pasangan mata uang USD/IDR telah mengalami pelemahan sejak sepekan lalu terseret pelemahan berkelanjutan Dolar AS, yang kehilangan daya tariknya di mata para investor global akibat tekanan fiskal dan ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang utama, menjelang sesi Eropa anjlok hingga mencapai 99,49 setelah menembus level 100 dengan kuat pada perdagangan kemarin.

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Pertumbuhan Kredit Perlu Dorongan

Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke level 5,5% selama pertemuan pada bulan Mei 2025. BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility Rate di level 4,75% dan Lending Facility Rate di level 6,25% untuk bulan Mei 2025, sesuai ekspektasi pasar. Bauran kebijakan BI tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan melalui suku bunga yang adaptif, intervensi terukur, dukungan kredit, serta penguatan sistem pembayaran dan kerja sama internasional. Meski ketidakpastian global mereda karena adanya kesepakatan tarif AS-Tiongkok, tetapi risiko fiskal AS masih tinggi, sehingga BI akan terus waspada dan terus berkoordinasi guna menjaga ketahanan ekonomi.

Bersamaan dengan laporan keputusan suku bunga tersebut, BI melaporkan bahwa pertumbuhan kredit di Indonesia pada bulan April 2025 tumbuh 8,88%, mencatatkan laju terlemah sepanjang tahun 2025 dibandingkan pertumbuhan kredit pada bulan Maret 2025 yang tercatat 9,16% secara tahunan. Pertumbuhan kredit masih perlu didorong, terutama dari sektor perdagangan dan konstruksi.

Para Pejabat The Fed Khawatir terhadap Ketidakpastian Ekonomi AS

Sementara itu, dari Amerika, para pejabat The Fed, termasuk Mary Daly, Beth Hammack, dan Raphael Bostic, mengungkapkan kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi AS, terutama akibat kebijakan perdagangan yang tidak konsisten. Tarif yang berubah-ubah membebani logistik dan mengganggu kepastian bisnis, membuat banyak perusahaan enggan berinvestasi atau melakukan perekrutan. Ketidakpastian arah perdagangan ini menjadi hambatan besar bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi AS yang berkelanjutan.

Kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal AS juga membayangi pasar. Moody’s baru-baru ini menurunkan peringkat kredit AS dari Aaa menjadi Aa1. Moody's memproyeksikan rasio utang federal AS akan naik dari 98% PDB pada 2024 menjadi sekitar 134% pada 2035, dengan defisit anggaran diprakirakan mendekati 9% dari PDB.

Di tengah tekanan ini, Partai Republik di DPR mendorong pengesahan RUU pajak usulan Presiden Donald Trump, yang menurut analisis Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) dapat menambah sekitar $3,8 triliun ke beban utang nasional.

Harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) juga menjadi salah satu pemicu lemahnya valuasi Dolar AS secara luas setelah data makroekonomi AS yang dirilis pekan lalu. Laporan inflasi menunjukkan adanya perlambatan tekanan harga, baik dari sisi konsumen (IHK) maupun produsen (IHP), bersamaan dengan data penjualan ritel yang mengecewakan.

Tensi Perang Dagang AS-Tiongkok Kembali Memanas

Di sisi lain, tensi dalam perang dagang AS-Tiongkok kembali meningkat yang menekan Greenback lebih jauh. Tiongkok mengecam langkah AS yang melakukan pembatasan terhadap teknologi chip dan AI perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk buatan Huawei, dengan menyebut kebijakan tersebut diskriminatif dan merusak pasar.

Tiongkok meminta AS segera memperbaiki kebijakan tersebut serta memperingatkan bahwa tindakan ini berisiko merusak kesepakatan perdagangan yang telah dicapai di Jenewa. Tiongkok menyatakan akan merespons dengan langkah tegas apabila Amerika Serikat terus bertindak dengan cara yang dianggap secara signifikan merugikan kepentingan nasionalnya.

Di tengah ketidakpastian eksternal dan respons kebijakan domestik yang akomodatif, Rupiah mendapat dukungan fundamental untuk tetap stabil, bahkan berpotensi melanjutkan penguatannya jika tekanan terhadap Dolar AS terus berlanjut.

Indikator Ekonomi

Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia

Keputusan Tingkat Suku Bunga diumumkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan Moneter mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter suatu negara, bank sentral atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada hubungan antara suku bunga di mana uang dapat dipinjam dan pasokan total uang.

Baca lebih lanjut

Rilis terakhir: Rab Mei 21, 2025 07.30

Frekuensi: Tidak teratur

Aktual: 5.5%

Konsensus: 5.5%

Sebelumnya: 5.75%

Sumber: Bank Indonesia


Prakiraan Harga NZD/USD: Tetap Dalam Kisaran Konsolidasi 0,5950/0,5900

NZD/USD diperdagangkan di sekitar 0,5940 selama perdagangan sesi Eropa pada hari Rabu. Pasangan mata uang ini telah memulihkan kerugian terbaru yang tercatat di sesi sebelumnya karena bias netral tetap ada, seperti yang disarankan oleh analisis teknis grafik harian yang menunjukkan pasangan mata uang ini berkonsolidasi dalam pola persegi panjang.
อ่านเพิ่มเติม Previous

Indeks Harga Perumahan DCLG (Thn/Thn) Inggris Maret Dicatat di 6.4% Mengungguli Prakiraan 5.2%

Indeks Harga Perumahan DCLG (Thn/Thn) Inggris Maret Dicatat di 6.4% Mengungguli Prakiraan 5.2%
อ่านเพิ่มเติม Next